spiritual books religi
 
Picture
Judul Buku : Ada Nabi dalam Diri (Melesatkan Kecerdasan Batin Lewat Zikir dan Meditasi)
Penulis       : Soraya Susan Behbehani
Penerbit     : SERAMBI
Halaman     : 288 halaman

Bagian pertama buku ini membahas sejarah meditasi dan praktiknya  menurut berbagai tradisi dan agama-agama. Bagian kedua mengangkat stress dan manajemen stress. Dalam bagian ketiga, setiap agama akan disajikan bersama dibawah (satu perspektif) hakikat agama, sufisme, yang menyatukan mereka semua.

Ketika tahap akhir agama, yakni Islam yang berarti kepasrahan total__dicapai, maka Adam, anak cahaya terlahir ke ketakterbatasan. Lolos dari jerat-jerat indrawi di dalam sebuah kepasrahan total, ia meninggalkan wujud terbatasnya dan akhirnya menyatu dengan tujuan hidupnya melalui praktik meditasi sejati.

Meditasi sebenarnya adalah perjalanan rohani yang terjadi pada jiwa, sebuah perjalanan yang membawa orang dari keadaan terbatas menuju keadaan tak terbatas. Hakikat wujud adalah pengetahuan tak terbatas, yang secara abstrak disebut Tuhan. Hakikat inilah yang membentuk dan melahirkan segala sesuatu. Namun, hakikat yang adalah juga diri sejati manusia itu untuk sementara terkubur dalam bentuk tubuh manusia yang kasar. Seperti sebuah mutiara yang masih terpendam di dalam kerang, identitas sejati manusia terjerat oleh ikatan-ikatan bumi. Agar rindu dan alienasi jiwa yang menderita itu terhenti, hakikat tak terbatas atau anak cahaya itu harus lolos dari jeratan tubuh menuju wujud dan penyatuan dengan ketakterbatasan. Ibarat setetas air yang sekalipun setetas saja, tapi sekali mencapai lautan, ia tak menjadi setetes air, melainkan bagian tak terpisahkan dengan lautan.

Melalui meditasi, penjelajahan diri terjadi, Semua nabi mendakwahkan penjelajahan diri ini. Pesan ini abadi dan tidak hanya dimiliki tradisi, sekte atau agama tertentu, melainkan meliputi semuanya.

Sekali jiwa telah terbebas dari berbagai perubahan yang konstan, ia akan bebas dari belenggu-belenggu bumi dan menjadi abadi; kematian tidak lagi mengancam. "Kebangkitan" inilah yang sebenarnya dimaksudkan oleh seluruh nabi, bukannya hari kebangkitan ketika seluruh kuburan terbuka dan setiap mayat bangkit. Kebangkitan bukan untuk tulang-belulang yang mati, tetapi untuk jiwa yang hidup.

Kekuatan bukan terletak pada menghindari godaan-godaan material dunia, melainkan pada memahami dan tabah menghadapi semua itu. Perlindungan orang adalah hatinya, dan ditempat itulah semestinya dia mencari perlindungan. Karena itu, penyendirian (khalwat) tidak berarti bahwa ia harus memisahkan diri dari masyarakat, tetapi ia harus hidup diantara mereka tapi tidak mengikuti kebiasaan-kebiasaan buruk mereka.

Pikiran-pikiran kita adalah rumah-rumah terbuka yang menerima dan menyimpan hampir segala sesuatu yang datang dan  tak pernah dibersihkan dan disusun rapi. Kapankah anda pernah duduk termenung, memikirkan bagaimana membersihkan rumah tangga mental anda?

Perbedaan antara agama dan teologi adalah bahwa teologi tak lebih dari sekadar sistem pemikiran spekulatif tentang hal-hal gaib, sedangkan agama adalah pengalaman. Cita-cita seniman adalah keindahan, ilmuwan adalah kebenaran, dan moralis adalah kebaikan. Agama menggabungkan semua itu dan ia ingin menyadarkan kita akan kesatuan.

Jalan menuju ketenangan dan kebahagiaan tersimpan di dalam batin kita masing-masing. Jenis bantuan apa pun yang diperoleh dari luar, bahkan yang terbaik dan yang paling tidak beresiko sekalipun, hanyalah bersifat sementara. Luka harus mulai diobati dari dalam. Jadi, pengobatan medis diterapkan untuk menghindari infeksi, tetapi tumbuhnya kembali jaringan otot baru adalah proses penyembuahn yang terjadi dari dalam (batin).

Sumber energi  paling penting dalam tubuh adalah hati. Para sufi menyebutnya "sumber kehidupan". Hati dikenal sebagai manajer yang bijak dan perkasa. Ia memiliki kecerdasan, dan yang paling penting, ia terkait dengan seluruh sumber magnetik.

 
Picture
Judul Buku :Terapi Berpikir Positif
Penulis       : Dr. Ibrahim Elfiky
Penerbit     : Zaman
Halaman     : 347 halaman

Dr. Ibrahim Elfiky adalah pendiri dan ketua dewan komisaris beberapa perusahaan berskala internasional, antara lain : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia di Kanada (CTCHD); Pusat Kekuatan Potensi Manusia di Kanada(CTCPHE); Pusat Anestesi dengan Sugesti di Kanada (CTCH); Pusat Pemprograman Bahasa Saraf di Kanada (CTCLNP). Selain meraih gela doktor di bidang metafisika di Universitas Los Angeles, juga meraih 23 gelas diploma dari beberapa lembaga papan atas di bidang pengembangan Sumber Daya Manusia, Manajemen dan Marketing serta di akui sebagai penyususn dan peletak dasar ilmu Neuro Conditioning Dynamic (NCD) dan Ilmu Power Human Energy (PHE).

Dalam buku ini akan diawali dengan pembahasan mengenai kekuatan pikiran. Pikiran adalah alat ukur yang digunakan manusia untuk memilih sesuatu yang dinilai lebih baik dan lebih menjamin masa depan diri dan keluarganya. Dengan berpikir, kata James Allan, seseorang bisa menentukan pilihannya. Dalam psikologi - sosial, ilmuwan mendefinisikan "berpikir" sebagai bagian terpenting yang membedakan manusia dari binatang, tumbuhan, dan benda mati. Dengan berpikir, manusia bisa membedakan yang bermanfaat dan tidak bermanfaat; antara yang halal dan yang haram; antara yang positif dan yang negatif. Dengan begitu, ia bisa memilih yang cocok bagi dirinya dan bertanggung jawab atas pilihannya.

Ada kalimat bijak dari filsafat India Kuno,"Hari ini Anda tergantung pada pikiran yang datang saat ini. Besok Anda ditentukan oleh ke mana pikiran membawa Anda." Begitulah kenyataannya. Perasaan dan perbuatan pasti dimulai dari pikiran. Pikiranlah yang menjadi pendorong setiap perbuatan dan dampaknya. Pikiranlah yang menentukan kondisi jiwa, tubuh, kepribadian dan rasa percaya diri

Berpikir itu sederhana dan hanya butuh waktu sekejap. Namun, ia memiliki proses yang kuat dari tujuh sumber yang berbeda, yaitu : orang tua, keluarga, masyarakat, sekolah, teman, media masa  dan sumber ketujuh dari pembentukan pikiran adalah diri sendiri. Pikiran akan membuat arsip memori dalam akal yang akan melahirkan mindset dan dapat mempengaruhi, intelektualitas, fisik, perasaan, sikap, citra diri, harga diri, rasa percaya diri, kondisi jiwa, kondisi kesehatan dan hasil.

Jika benar-benar ingin menjadi orang bijaksana, kita harus menyadari betul bahwa didalam diri kita ada musuh besar yaitu pikiran yang negatif. Ketika kita tahu cara menguasainya, ia akan berpihak kepada kita. Sama seperti kuda yang lepas kendali, bisa membunuh kita dengan satu tendangan. Tetapi jika kita mengajarinya,  ia akan menjadi sahabat yang bermanfaat. Ingant pikiranmu adalah perbuatanmu sendiri. Tak seorangpun di muka bumi ini dapat mengubahnya untukmu. Jadi, engkaulah satu-satunya orang yang bisa mengubah dan menjadikannya berpihak kepadamu serta membantumu agar tetap stabil dan meraih kebahagiaan.

Zeno berkata, "Hidup adalah pantulan pikiran dan keyakinan Anda. Untuk mengubah hidup, yang pertama kali harus Anda lakukan adalah mengubah pikiran dan keyakinan Anda."
Hidup yang anda jalani saat ini adalah pancaran pikiran, keputusan, dan pilihan Anda. Jika Anda rela menerima tantangan, berarti Anda telah merintis perubahan, kemajuan dan perkembangan.

Menelusuri sifat-sifat kepribadian positif dan bagaimana kita bisa menggunakannya dalam kehidupan  sehari-hari. Ada sepuluh sifat utama yang menjadi ciri khas kepribadian positif. Sifat-sifat itu akan membantu kita mewujudkan cita-cita, serta memberi kebahagiaan, ketenangan dan ketentraman jiwa. Sifat-sifat itu antara lain : "beriman, memohon bantuan, dan tawakal kepada Allah; nilai-nilai luhur; cara pandang yang jelas; keyakinan dan proyeksi positif; selalu mencari jalan keluar dari berbagai masalah; belajar dari masalah dan kesulitan; tidak membiarkan masalah dan kesulitan mempengaruhi hidupnya; percaya diri, menyukai perubahan, dan berani menghadapi tantangan; hidup dengan cita-cita, perjuangan dan kesabaran; pandai bergaul dan suka membantu orang lain."

Kenyataan adalah persepsi Anda. Jika Anda ingin mengubah kenyataan hidup Anda, mulailah dengan mengubah persepsi Anda. Tujuh prinsip berpikir positif : "masalah dan kesengsaraan hanya ada dalam persepsi; masalah tidak akan membiarkan anda dalam kondisi yang ada: ia akan membawa anda pada kondisi yang lebih buruk atau yang lebih baik; jangan jadi masalah, pisahkan dirimu dari masalah; belajarlah dari masalalu, hiduplah pada masa kini, dan rencanakan masa depan; setiap masalah ada solusi spiritualnya; mengubah pikiran berarti mengubah kenyataan, pikiran baru menciptakan kenyataan baru; ketika Allah menutup satu pintu, pasti Dia membuka pintu lain yang lebih baik.

Perhatikan pikiran Anda sebelum berubah menjadi konsentrasi. Perhatikan konsentrasi Anda sebelum berubah menjadi perasaan.
Perhatikan perasaan Anda sebelum berubah menjadi perilaku.
Perhatikan perilaku Anda sebelum berubah menjadi hasil.
Perhatikan hasil yang Anda dapat sebelum menentukan jalan hidup Anda.


spiritual books religi